3. Kemampuan Lebih Besar Dari Pada Kemauan.
Kemampuan seseorang baik fisik maupun keuangan pasti sangat terbatas. Bagaimanapun kayanya ia. Sebaliknya kemauan manusia tidak terbatas sejauh angan-angan manusia yang seringkali diperpanjang oleh syaiton agar kita tidak bisa bersyukur. Untuk itu, yang paling bijak adalah ukurlah kemauan kita dengan kemampuan yang ada. Jangan sampai menginginkan sesuatu yang melampaui batas kemampuan, karena hanya mendatangkan kekecewaan lantaran tidak dapat menggapainya. Bagaikan pungguk merindukan bulan kata pepatah. Syukur-syukur kalau kita terbiasa hidup zuhud yakni hidup sederhana sebagaimana contoh nabi yang berdoa agar sehari diberi kenyang agar bisa bersyukur dan minta sehari diberi lapar agar bisa ndepe-ndepe, mendekatkan diri kepada Alloh. Dan Nabi bersabda: Maa khoba manistaharo, walaa nadima manistasyaro, walaa ‘aala maniqtashoda (Tidak rugi orang yang beristiharoh, tidak menyesal orang yang bersmusyawaroh, dan tidak susah orang yang sederhana).
Dan pelajaran yang dapat kita peroleh dari kehidupan sebagai perpustakaan alam yang terbuka ini adalah bahwa kesederhanaan adalah cermin dari kesejatian. Kesederhaan memperkecil kemauan bahkan bisa membebaskan dari keserbamewahan dan ketakterjangkauan. Pernah suatu pagi Socrates sang filusuf Yunani yang terkenal itu, berjalan melewati sebuah pasar. Ia berjalan seraya mengatakan kepada muridnya. Saya adalah orang yang paling berbahagia di muka bumi ini. Karena aku terbebas dari kebutuhan akan kemewahan itu semua.
Ada satu kasus menarik untuk ditelaah. Ada seorang Fulan yang tidak bisa mengendalikan kemauan. Setiap kali melihat teman memakai atau memiliki sesuatu yang bagus dia ingin memilikinya. Dalam bahasa jawa disebut NDREMIS. Dikatakan tidak bisa mengendalikan kemauannya karena keinginan itu terucap bahwa dia ingin memiliki barang itu dan tak segan-segan memintanya bahkan ketika masih sedang dipakai oleh pemiliknya. Disini ada dua bahaya. Pertama, tidak akan bisa terbebas dari keinginan atau kemauan yang bisa membuatnya tidak bahagia karena setiap saat pasti ada hal baru yang belum pernah ia memilikinya dan so pasti firmanNya pasti terjadi yaitu tidak semua keinginan kita terpenuhi. Kedua, dia tidak bisa lepas dari stigma pengemis, walaupun pengemis intelek dan berdasi karena sering meminta apa-apa yang orang lain pakai atau punyai.
Itu tadi kalau masalahnya menginginkan sesuatu. Nah, sekarang masalahnya bagaimana bila yang ada pada kita, yang kita miliki saat ini, tidak sesuai dengan keinginan kita? Maka jawabannya tersembunyi di artikel berikutnya.
3. kemampuan lebih besar dari pada kemauan
Diposting oleh: distro jokam 354 - Sabtu, 15 Januari 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar